Repository landing page

We are not able to resolve this OAI Identifier to the repository landing page. If you are the repository manager for this record, please head to the Dashboard and adjust the settings.

Gerakan Ecoda’wah Tuan Guru Hasanain Djuaini: Konservasi, Nilai Keagamaan dan Promosi Kesadaran Lingkungan

Abstract

This article try to describe the role of Tuan guru Hasanain Djuani in environmental conservation project. As leader of  Pesantren Nurul Haramain, he does not merely focus on transfering religious knowledge theoritically in Pesantren, but he also engages with sosio-ecological issues practically. Since 2003, he begun his foresty project in environmental conservation and economic empowerment by involving his santries and local societies at desa Lembuak, Narmada, West Lombok. This research  uses a qualitative approach. Data collection originates from objects in the field, interviews with actors (tuan guru, santri, and  local  community), then is linked to solving a problem, both from a theoretical and practical point of view. This research found several things; first,  conservation project had succesfully reforested 36 hectare land. Second, Hasanain’s  environmental conservation projet motivated by religious values. Third, Tuan guru Hasanain use social media (facebook) as a tool to campaign his ecoda’wah agendas to the soceity.Tulisan ini mengeksplorasi proyek konservasi lingkungan tuan Guru Hasanain. Sebagai pemimpin pesantren ia tidak hanya fokus pada transfer ilmu keislaman secara teoritis di pesantre. pemberdayaan masyarakat berbasis pondok pesantren. Namun dia terlibat dalam isu krisis lingkungan. Sejak 2003, di telah memulai program penghijaun dan pemberdayaan bersama santri dan masyarakat sekitar di desa Lembuak, Naramada Lombok Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan observasi secara langsung dan tidak lansung (kepada Tuan guru, Santri dan masyarakat). Kajian ini diawali dengan argumentasi bahwa tuan guru telah mengalami evolusi peran, yakni tidak hanya dikenal sebagai tokoh agama tradisional, akan tetapi juga merupakan aktivis sosial  dalam proyek konservasi lingkungan. Penelitian ini menemukan beberapa hal: pertama, proyek konservasi yang dipimpin Hasanain sukses menghijaukan 36 hektare lahan tandus. Kedua, konservasi lingkungan yang dilakukan Hasanain didorong dan motivasi olehnilai-nilai agama. Ketiga, tuan gru Hasanain memanfaatkan media sosial facebook sebagai instrumen ec-da’wah, dan tentu saja langkah itu cukup berpengaruh bagi pembentukan kesadaran masyarakat

Similar works

Full text

thumbnail-image

UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Kalijaga, Yogyakarta: E-Journal Fakultas Dakwah dan Komunikasi

redirect
Last time updated on 20/07/2022

Having an issue?

Is data on this page outdated, violates copyrights or anything else? Report the problem now and we will take corresponding actions after reviewing your request.